Diversity & Education : Sekolah Kultural – Psikologi Pendidikan

Diversity & Education : Sekolah Kultural - Psikologi Pendidikan

Diversity & Education : Sekolah Kultural

Psikologi Pendidikan – Sekarang ini Diversity & Education : Sekolah Kultural sudah menjadi perhatian prioritas oleh warga sekolah. Valerie Pang (2001), seorang pakar isu-isu kultural di sekolah, percaya bahwa banyak guru tidak memerhatikan konteks kultural sekolah dan latar belakang kultural dari murid di kelas karena para guru tersebut hidup di tempat yang jauh dari lokasi sekolah tempat mereka mengajar.
Guru dan murid juga mungkin besar di dalam kultur yang berbeda. Pang (2001) mengatakan bahwa guru harus memahami lingkungan tenipat sekolah berada jika guru tersebut tinggalnya jauh dari lingkungan sekolah tersebut. Guru-guru itu bisa berbelanja di toko di sekitar sekolah, mengenal tokoh masyarakat di sekitar sekolah, dan membaca koran setenpat.
Dengan cara ini para guru dapat menjadi lebih mengerti akan ritme dan kultur kehidupan murid mereka. Pang juga merekomendasikan agar guru memberi contoh berdasarkan kehidupan murid mereka. Meskipun buku ajar akademik tentang pengajaran bisa menjadi sumber informasi yang berharga tentang muatan dan tujuan pendidikan, namun makna dan muatan lokal hanya bisa diberikan oleh sang guru.
Salah satu contoh dari pemberian pengajaran bermuatan lokal di sekolah adalah pengajaran di sebuah sekolah di San Diego di mana sang guru mengundang Dr. Dorothy Smith, seorang Afrika-Amerika, untuk menjadi guru tamu di kelas. Dr. Smith adalah profesor dan tokoh masyarakat setempat (dia mantan Dewan Sekolah San Diego) di wilayah sekolah itu berada. Dr. Smith diminta untuk berbicara tentang isu- isu yang dihadapi oleh murid dan orang tua sebagai warga negara.
Dia memaparkan banyak isu, seperti: Bagaimana rasanya menjadi seorang Afrika-Amerika? Seberapa pentingkah melanjutkan pendidikan sampai ke universitas? Bagaimana saya bisa memberi kontribusi untuk lingkungan masyarakat saya?
Sebelumnya, para murid diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada Dr. Smith. Juga ada sekelompok anak yang merekam perbincangan ini sehingga rekaman pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa diputar untuk kelas lain. Kelompok anak lainnya mencatat dan menulis artikel tentang perbincangan ini untuk dimuat di koran sekolah.
Ketika murid diberi kesempatan untuk bertemu dengan tokoh seperti Dr. Smith, mereka tak hanya mendapatkan model peran kultural yang penting, tetapi juga bisa berhubungan dengan kultur lingkungan tempat mereka berada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *