Teori Kontemporer Ekologi Bronfenbrenner

Teori Ekologi Bronfenbrenner

Teori ekologi dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner (1917-) yang fokus utama nya adalah pada konteks sosíal di mana anak tinggal dan orang-orang yang mempengaruhi perkembangan anak.

Lima Sistem Lingkungan.

Teorl ekologi Bronfenbrenner terdiri dari lima sistem lingkungan yang merentang dari interaksí interpersonal sampai ke pengaruh kultur yang lebih luas, Bronfenbrenner (1995, 2000, Bronfenbrenner & Morris, 1998) menyebut sistem-sistem itu sebagai mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dar kronosistem (lihat Gambar 3.1). 
Teori Kontemporer Ekologi Bronfenbrenner [ epsikologipendidikan ]

Gambar 3.1 Teori Perkembangan Ekologi Bronfenbrenner
Teori ekologi Bronfenbrenner terdiri dari lima sistem lingkungan: mikrosistem, mesosistem, eksosistem
makrosistem, dan kronosistem.

  • Lingkungan mikrosistem

Sebuah mikrosistem adalah setting di mana individu menghabiskan banyak waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sckolah, dan tetangga. Dalam mikrosistem ini, individu berinteraksi langsung dengan orang tua, guru, teman seusia, dan orang lain. Menurut Bronfenbrenner, murid bukan penerima pengalaman secara pasif di dalem setting ini, tetapi murid adalah orang yang berinteraksi secara timbal balik dengan orang lain dan membantu mengkonstruksi setting tersebut.

  • Lingkungan mesosistem

Sebuah mesosistem adalah kaitan antar-mikrosistem. Contohnya adalah hubungan antara pengalaman dalam keluarga dengan pengalaman di sekolah, dan antara keluarga dan teman sebaya. Misalnya, salah satu mesosistem penting adalah hubungan antara sekolah dan keluarga. Dalam sebuah studi terhadap seribu anak kelas delapan latau setingkat kelas 3 SMP di sini), diteliti dampak gabungan dari pengalaman di keluarga dan di sekolah terhadap sikap dan prestasi murid saat murid melewati transisi dari tahun terakhir SMP ke awal SMA (Epstein, 1983).

Pandanglah anak sebagai sosok yang terlibat dalam berbagai sistem lingkungan dan dipengaruhi oleh sistem-sistem itu

Murid yang diberi kesempatan lebih banyak untuk berkormunikasi dan mengambil keputusan, entah itu di rumah atau di kelas, menurjukkan inisiatif dan nilai akademik yang lebih baik. Dalam studi mesosistem lainnya, murid SMP dan SMA berpartisipasi dalam sebuah program yang didesain untuk menghubungkan keluarga, teman, sekolah, dan orang tua (Cooper, 1995). Sasaran program ini (yang dilakukan oleh sebuah universitas) adalah murid dari kalangan Latino dan Afrika-Amerika di keluarga kelas menengah ke bawah. Para murid mengatakan bahwa program tersebut membantu mereka menjembatani kesenjangan antardunia sosial yang berbeda.

Banyak murid dalam program ini memandang sekolah dan lingkungan mereka sebagai konteks di mana mereka diperkirakan akan gagal dalam studi, menjadi hamil dan keluar dari sekolah, atau berperilaku nakal. Program ini memberi murid harapan dan tujuan moral untuk melakukan “sesuatu yang baik bagi masyarakat Anda, seperti bekerja di komunitas dan mengajak saudara untuk bersekolah. Kita akan membahas lebih banyak tentang hubungan keluarga-sekolah nanti.

  • Lingkungan Eksosistem (exosystem)

Eksosistem (exosystem) terjadi ketika pengalaman di setting lain (di mana murid tidak berperan aktif) memengaruhi pengalaman murid dan guru dalam konteks mereka sendiri. Misalnya, ambil contoh dewan sekolah dan dewan pengawas taman di dalam suatu komuritas. Mereka memegang peran kuat dalam menentukan kualitas sekolah, taman, fasilitas rekreasi, dan perpiustakaan. Keputusan mereka bisa membantu atau menghambat perkembangan anak.

  • Lingkungan Makrosistem

Makrosistem adalah kultur yang lebih luas. Kultur adalah istilah luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas di mana murid dan guru tinggal, termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat. Misalnya, beberapa kultur (seperti di negara Islam semacam Mesir atau Iran), menekankan pada peran gender tradisional. Kultur lain (seperti di AS) menerima peran gender yang lebih bervariasi. Di kebanyakan negara Islam, sistem pendidikannya mempromosikan dominasi pria. Di Amerika, sekolah-sekolah semakin mendukung nilai kesetaraan antara pria dan wanita.

Salah satu aspek dari status sosioekonomi murid adalah faktor perkembangan dalam kemiskinan. Kemiskinan dapat memengaruhi perkembangan anak dan merusak kemampuan mereka untuk belajar, meskipun beberapa anak di lingkungan yang miskin sangat ulet. Kita akan membahas lebih jauh soal kemiskinan dan pendidikan di Bab 5, “Diversitas Sosiokultural”.

  • Lingkungan Kronosistem

Kronosistem adalah kondisi sosiohistoris dari perkembangan anak. Misalnya, murid-murid sekarang ini tumbuh sebagai generasi yang tergolong pertama (Louv, 1990). Anak-anak sekarang adalah generasi pertama yang mendapatkan perhatian setiap hari, generası pertama yang tumbuh dalam lingkungan elektronik yang dipenuhi oleh komputer dan bentuk media baru, generasi pertama yang tumbuh dalam revolusi seksual, dan generasi pertama yang tumbuh di dalam kota yang semrawut dan tak terpu sat, yang tidak lagi jelas batas antara kota, pedesaan, atau subkota.

Brofenbrenner makin banyak memberi perhatian kepada kronosistem sebagai sistem lingkungan yang penting. Dia memerhatikan dua problem penting: (1) banyaknya anak di Amerika yang hidup dalam kemiskinar, terutama dalam keluarga single-parent; dan (2) penurunan nilai-nilai (Bronfenbrenner dkk., 1996).

Mengevaluasi Teori Bronfenbrenner.

Teori Bronfenbrenner telah mendapat banyak popularitas di tahun-tahun belakangan ini. Teori ini memberi kan kerangka teoretis untuk mengkaji konteks sosial secara sistematis, baik itu di tingkat mikro maupun makro. Teori ini juga menjembatani gap antara teori behavioral yang berfokus pada setting kecil dan teori antropologi yang menganalisis setting yang lebih luas. Teorinya memicu perhatian orang pada arti penting kehidupan anak dalam setting yang lebih dari satu.
Seperti yang baru sąja kita kemukakan, guru sering kali perlu mempertimbangkan bukan hanya apa yang terjadi di dalam kelas, tetapi juga apa yang terjadi dalam keluarga, lingkungan, dan kelompok teman seusia si murid. Para pengkritik teori Bronfenbrenner mengatakan bahwa teorinya tidak banyak memberi perhatian kepada faktor biologis dan kognitif dalam perkembangan anak. Mereka juga menunjukkan bahwa teori tersebut tidak membahas perubahan perkembangan bertahap yang menjadi fokus dari teori-teori seperti teori Piaget dan Erikson.

Mendidik Anak Berdasarkan Teori Brofenbrenner [ Teaching Strategies ]

1. Pandanglah anak sebagai sosok yang terlibat dalam berbagai sistem lingkungan dan dipengaruhi oleh sistem-sistem itu. Lingkungan itu antara lain sekolah dan guru, orang tua dan saudara kandung, komunitas dan tetangga, teman dan rekan sebaya, media, agama, dan kultur.
2. Perhatikan hubungan antara sekolah dan keluarga. Jalin hubungan ini melalui saluran formal dan informal.
3. Sadari ati penting dari komunitas, status sosioekonomi, dan kultur dalam perkembangan anak. Konteks sosial yang luas ini bisa sangat memengaruhi perkembangan anak (Valsiner, 2000).
Kata kunci : Perkembangan moral, Teori Ekologi Bronfenbrenner, Teori Kontemporer

Editor |  David Sigalingging, S.Pd – SMKN 1 Seri Kuala Lobam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *