Bahasa Berkembang – Penguasaan bahasa melewati beberapa tahap (Bloom, 1998; Foley & Thompson, 2002). Celoteh dimulai pada usia tiga sampai enam bulan. Bayi biasanya mengucapkan kata pertamanya pada usia 10 sampai 13 bulan. Pada usia 24 bulan, bayi biasanya mulai memadukan dua kata. Pada tahap ini, bayi dengan cepat memahami arti penting dari bahasa untuk berkomunikasi. Mereka menciptakan frase seperti “itu buku”, “permenku”, “mama jalan”, dan “cium papa”.{tocify} $title={Table of Contents}
Bagaimana Bahasa Berkembang
Saat bayi menginjak usia kanak-kanak, pemahaman mereka terhadap sistem aturan bahasa mulai meningkat. Sistem aturan ini mencakup fonologi (sistem suara), morfologi (aturan untuk mengombinasikan unit makna minimal). Sintaksis (aturan membuat kalimat), semantik (sistem makna), dan pragmatis (aturan penggunaan dalam setting sosial).
Anak makin mampu menghasilkan semua suara bahasa. Mereka bahkan bisa menghasilkan serangkaian konsonan yang kompleks. Ketika anak mulai melampaui tahap pengucapan dua kata, mereka menunjukkan pengetahuan tentang aturan moríologi. Anak mulai menggunakan bentuk jamak dan positif dari kata benda (seperti kucing dan kucing-kucing). Mereka meletakkan akhiran yang tepat pada kata kerja (dalam bahasa Inggris, akhiran -s saat subjeknya orang ketiga tunggal, dan -ed untuk bentuk kalimat lampau). Mereka menggunakan proposisi (seperti ai dalam, di atas), kata sandang (seperti sebuah), dan beragam bentuk kata kerja (seperti “saya akan pergi ke toko”).
Beberapa bukti perubahan dalam penggunaan aturan morfologis oleh anak-anak tampak ketika mereka menyederhanakan aturan itu secara berlebihan. Jika Anda pernah ke Inggris atau Amerika, pernahkah Anda mendengar seorang anak TK mengatakan “foot” bukannya feet”, atau goed” bukannya “went”? Jika Anda tidak pernah, cobalah bertanya kepada orang tua yang punya anak keci. Anda akan tahu beberapa kesalahan morfologis yang menarik.
$ads={1}
Dalam eksperimen klasik yang didesain untuk meneliti pemahaman anak terhadap aturan morfologis, Jean Berko (1958) memberikan kepada anak prasekolah dan anak TK kartu-kartu seperti di Gambar 2.14. Anak-anak disuruh untuk melihat kartu itu saat peneliti membacakan keras-keras kata yang ada di kartu itu. Kemudian anak-anak disuruh mengisi kata yang hilang. Ini kedengarannya mudah, tapi Berko bukan hanya tertarik pada kemampuan anak untuk mengingat kata yang benar, tetapi juga kemampuan mereka untuk mengatakannya “secara benar (derngan akhiran yang sesuai dengan aturan morfologis). “Wugs adalah jawaban yang benar untuk kartu di Gambar 2.14.
Meskipun jawaban anak-anak tidak sempurna, namun terlihat ada kemajuan Lebih jauh, anak-anak menunjükkan pengetahuan mereka tentang aturan mor fologis, bukan hanya bentuk jamak dari kata benda (“There are two wuugs”) tetapi juga bentuk positif dari kata benda dan orang ketiga tunggal dan bentuk kata kerja lampau. Yang membuat studi Berko ini mengesankan adalah sebagian besar kata itu baru dan dipilih sendiri oleh peneliti unuk eksperimen. Jadi, anak-anak tidak dapat memberikan jawabannya berdasarkan ingatan atau karena pernah mendengar sebelumnya. Jadi, mereka dipaksa untuk bersandar pada aturan.
$ads={2}
Anak kecil juga belajar untuk memanipulasi sintaksis. Mereka dapat membuat pertanyaan, kalimat pasif, klausa, dan semua struktur sintaksis dari bahasa mercka. Saat anak melangkah melampaui tahap dua kata, pengetahuan mereka tentang semantik atau makna juga bertambah cepat. Kosakata dari anak usia 6 tahun berkisar antara 8.000 sampai 14.000 kata. Dengan asumsi bahwa kata dipelajari sejak usia 12 bulan, ini berarti anak menguasai 5 sampai 8 kata baru setíap harinya antara usia I sampai 6 tahun. Setelah 5 tahun belajar kata, penyerapan anak usia 6 tahun tidak melambat. Menurut beberapa perkiraan, rata-rata anak pada usia ini menguasai sekitar 22 kata baru setiap hari! Nah, bagaimana Anda sebagai orang dewasa jika diberi tugas menguasai 22 kata baru setiap hari?
Sungguh mengagumkan betapa cepatnya anak belajar bahasa. Untuk memahami strategi penggunaan teknologi untuk membantu penguasaan kosakata anak, lihat Kotak Technology and Education di halaman berikut ini. Walaupun ada banyak perbedaan antara bahasa anak usia 2 tahun dengaa usia 6 tahun, perbedaan yang palingjelas adaleh pada aspek pragmatisnya. Anak 6 tahun jauh lebih lancar berbicara ketimbang anak 2 tahun. Apa beberapa perubahan dalam aspek pragmatis yang terjadi di masa prasekolah? Pada usia 3 tahun, anak meningkatkan kemampuan mereka untuk berbicara tentang sesuatu yang tidak hadir secara fisik.
Yakni, mereka meningkatkan penguasaan karakteristik bahasa yang disebut “displacement, Aiak-anak tidak sekadar tahu hal-hal yang ada “di sini dan saat ini”, tetapi juga mampu berbicara tentang hal-hal yang secara fisik tidak ada di sini, dan sesuatu yang terjadi di masa lalu, atau mungkin terjadi di masa depan. Anak-anak prasekolah dapat memberi tahu Anda apa yang mereka inginkan untuk makan siang esok hari. Ini tidak bisa dilakukan oleh anak yang berada tahap penguasaan dua kata. Anak-anak prasekolah juga makin berbicara dengan cara yang berbeda dengan orang yang berbeda.
Kemajuan dalan bahasa di masa kanak- kanak ini memberikan dasar bagi perkembangan selanjutnya pada usia sekolah dasar. Anak-anak mendapatkan keahlian baru saat mereka masuk sekolah sehingga mereka bisa belajar membaca dan menulis: lermasuk pcnggunaan “displacement, mempelajari apa arti satu kata, dan bagaimana menata dan berbicara tentang suara (Berko Gleason, 2002).
Mereka mempelajari prinsip abjad, bahwa huruf merepresentasikan suara dan bahasa. Saat anak-anak berkembang pada periode anak-anak akhir (late childhood), mereka juga mulai menguasai tata bahasa dan lebih banyak kosakata.