Mendidik Anak Berdasarkan Teori Erikson [ Teaching Strategies ] - MauKas Tonton

Mendidik Anak Berdasarkan Teori Erikson [ Teaching Strategies ]

2 min read

Mendidik Anak Berdasarkan Teori Erikson [ Teaching Strategies ]

Mendidik Anak Berdasarkan Teori Erikson [ Teaching Strategies ]

Jika belum membaca artikel Teori Perkembangan Rentang Hidup Erikson, silahkan baca disini. Sebelum membuat keputusan menerapkan teori Erikson dalam mendidik anak. Pemahanan akan teori erikson sangat dibutuhkan agar tidak keliru dalam menerapkannya.
Baca juga :

1. Dorong anak untuk berinisiatif.

Anak-anak di usia prasekolah dan di program pendidikan untuk kanak kanak awal harus diberi banyak kebebasan untuk mengeksplorasi dunia mereka. Mereka seharusnya diizinkan untuk memilih beberapa aktivitas sendiri. Jika mereka meminta melakukan aktivitas tertentu yang masuk akal, permintaan itu harus dituruti. Beri materi menarik yang akan memicu imajinasi mereka. Anak-anak pada tahap ini sukn bermain. Bermain bukan hanya bemanfaat bagi perkembangan sosioemosionalnya, tetapi juga nierupakan medium penting untuk pertumbuhan kognitif mereka. Secara khusus ajak mereka bermain dengan rekan seusianya dan lakukan permainan berfantasi. Bantu anak untuk bertanggung jawab dalam merapikan kembali mainan dan materi yang mereka pakai. Anak-anak bisa diberi tanaman atau bunga untuk dirawat dan dibantu untuk merawatnya.
Beri materi menarik yang akan memicu imajinasi mereka
Kritik harus minimum sehingga si anak tidak akan mengembangkan rasa bersalah dan kecemasan yang terlalu tinggi. Anak kecil selalu banyak membuat kesalahan dan suka mengobrak-abrik barang. Mereka perlu diberi contoh yang baik, bukan kritik keras. Tata aktivitas dan lingkungan mereka untuk membantu kesuksesannya, bukan untuk menghambat. Beri mereka tugas-tugas yang tepat untuk perkembangan mereka. Misalnya, jangan bikin kesal anak dengan menyuruh mereka duduk dalam waktu yang lama untuk mengerjakan tugas menulis.

2. Mempromosikan usaha belajar untuk anak-anak sekolah dasar.

Guru bertanggung jawab atas per kembangan usaha belajar anak. Erikson berharap agar guru bisa menyediakan suasana di mana anak bisa bersemangat untuk belajar. Meminjam kalimat Erikson, guru harus memaksa dengan lembut si anak agar berusaha menyadari bahwa mereka bisa belajar menyelesaikan sesuatu sendiri. Di masa sekolah dasar, anak sangat haus akan pengetahuan. Kebanyakan anak SD punya rasa ingin tahu yang tinggi dan punya motivasi untuk mengerjakan tugas. Menurut Erikson, adalah penting bagi guru untuk memupuk motivasi untuk menguasai pengetahuan dan rasa ingin tahu ini. Beri murid tantangan, namun jangan terlalu memberatkan mereka. Berusahalah sekuat tenaga agar murid jadi produktif, tetapi jangan terlalu kritis pada mereka. Bersikaplah toleran kepada kesalahan yang wajar dan pastikan bahwa setiap murid punya peluang untuk meraih keberhasilan.

3. Ajak remaja mengeksplorasi identitas dirinya.

Sadarilah bahwa identitas murid bersifat multidimensional. Aspek identitas mencakup tujuan untuk mencari kerja, prestasi intelektual, minat pada hobi, olahraga, musik, dan area lainnya. Suruh remaja untuk menulis esai tentang dimensi-dimensi ini, mengeksplorasi siapa diri mereka dan apa yang ingin mereka lakukan dalam hidup mereka. Ini akan menstimulasi upaya eksplorasi diri. Juga dorong murid remaja untuk mendengar debat tentang agama, politik, dan isu ideologi. ini akan memicu mereka untuk meneliti perspektif yang berbeda-beda. Ketahuilah bahwa beberapa peran yang dilakukan remaja adalah tidak permanen. Mereka mencoba banyak hal saat mereka mencari jati dirinya. Juga sadarilah bahwa penemuan jati diri tercapai sedikit demi sedikit selama beberapa tahun. Banyak remaja di sekolah menengah baru saja mulai mengeksplorasi jati dirinya, di saat-saat ini akan bermanfaat jika mereka dikenalkan dengan berbagai pilihan karier dan kehidupan. Ajak remaja untuk bicara dengan penasihat sekolah (atau guru BP) tentang opsi karier dan beragam aspek dari identitas mereka. Undang orang dari beragam karier yang berbeda dan mintalah mereka berbicara dengan murid-murid Anda tentang pekerjaan mereka terlepas dari kelas yang Anda ajar.

4. Kaji diri Anda sebagai seorang guru dengan lensa delapan tahap Erikson (Gratz & Boulton, 1996). 

Misalnya, Anda mungkin berada di usia di mana Erikson mengatakan bahwa isu yang paling penting dalam usia Anda saat ini adalah identitas versus kebingungan identitas atau intimasi versus isolasi. Erikson percaya bahwa satu dimensi identitas paling penting adalaiı pekerjaan. Kesuksesan karier Anda sebagai guru dapat merupakan aspek terpenting dalam identitas adalah pekerjaan. Kesuksesan karier Anda sebagai guru dapat merupakan aspek terpenting dalam identitas diri Anda. Aspek penting lain dalam perkembangan masa dewasa awal adalah hubungan dekat yang positif dengan orang lain. ldentitas Anda akan mendapat manfaat dari hubungan yang positif dengan partner dan dengan satu atau lebih kawan. Banyak guru naengembangkan persehabatan erat dengan gurı lair. atau mentornya, dan hubungan ini bisa sangat berguna.

5. Ambil karakteristik yang bermanfaat dari tahap Erikson lainnya.

Guru yang kompeten harus dapat dipercaya, menunjukkan inisiatif, mau berusaha dan menjadi model untuk menguasai suatu pelajaran, serta punya motivasi untuk memberi kontribusi sesuatu yang bermakna bagi generasi selanjutnya. Dalam peran Anda sebagai guru, Anda akan secara aktif memenuhi kriteria konsep generativitas Erikson.
Kata Kunci : Perkembangan Moral, Teori Rentang Hidup Erikson, Teori Kontemporer

Editor | David Sigalingging, S.Pd – SMK Negeri 1 Seri Kuala Lobam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *